Industri kosmetik merupakan salah satu sektor yang terus berkembang pesat, didorong oleh tuntutan pasar akan kecantikan dan perawatan kulit. Namun, di balik janji manis yang terpampang di kemasan produk, seringkali kita temui fenomena yang dikenal sebagai overklaim kosmetik. Overklaim kosmetik merujuk pada klaim atau janji produk yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan atau bahkan melebihinya. Mari kita bahas apa saja fenomena overklaim kosmetik, bagaimana dampaknya bagi konsumen, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari jebakan ini.
1. Janji yang Terlalu Tinggi
Produk kosmetik sering kali dihiasi dengan janji-janji yang menarik, seperti “menghilangkan kerutan dalam waktu singkat” atau “mencerahkan kulit secara instan.” Sayangnya, klaim semacam ini seringkali lebih bersifat promosi menyesatkan tanpa fakta ilmiah yang kuat.
2. Dampak Negatif Terhadap Konsumen
Overklaim kosmetik dapat berdampak negatif terhadap konsumen. Bisa saja konsumen sekedar kecewa dan merasa dibohongi karena harapan yang dibangun oleh klaim yang tidak dapat dipenuhi. Lebih buruk lagi apabila ternyata penggunaan produk yang tidak sesuai dengan klaimnya juga dapat menyebabkan masalah kulit atau alergi.
3. Kewajiban Regulasi
Meskipun banyak negara memiliki regulasi terkait klaim produk kosmetik, seringkali penegakan hukumnya kurang efektif. Beberapa produsen mungkin mengejar keuntungan lebih besar dengan mengesampingkan ketentuan-ketentuan ini. BPOM telah menerbitkan Persyaratan Teknis Penandaan Kosmetika yang bisa menjadi pedoman bagi Pelaku Usaha di bidang Kosmetika dan juga bagi Petugas BPOM yaitu Peraturan BPOM No. 30 Tahun 2020.
4. Peran Konsumen dalam Melindungi Diri
Konsumen memiliki peran penting dalam melindungi diri dari overklaim kosmetik. Sebelum membeli produk, mereka sebaiknya membaca ulasan, melakukan riset tentang bahan-bahan yang digunakan, dan memahami dengan jelas klaim yang diajukan oleh produsen. Yuk jadi konsumen yang cerdas yang tidak mudah tergiur oleh iklan atau promosi berlebihan yang menyesatkan. Konsumen yang cerdas adalah kunci penting untuk mengurangi dampak overklaim kosmetik. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang bahan-bahan yang digunakan dan pemahaman terhadap klaim yang realistis, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih produk kosmetik.
Media sosial juga memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi tentang produk kosmetik. Ulasan dan pengalaman pengguna dapat menjadi panduan berharga bagi konsumen yang ingin memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi mereka.
5. Transparansi Industri Kosmetik
Industri kosmetik juga dapat memainkan peran dalam meningkatkan transparansi. Dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang produk, produsen dapat membangun kepercayaan konsumen dan mengurangi overklaim.
Overklaim kosmetik menjadi tantangan nyata dalam industri kecantikan. Konsumen perlu lebih waspada dan kritis dalam memilih produk, sementara produsen harus mengutamakan transparansi dan integritas dalam menyajikan klaim produk mereka. Dengan pendidikan konsumen yang lebih baik dan langkah-langkah regulasi yang lebih ketat, harapannya adalah industri kosmetik dapat tumbuh secara sehat dan memberikan manfaat yang sesuai dengan janji-janji yang mereka buat kepada konsumen. Jadi, Sobat BPOM harus lebih cerdas lagi dalam memilah dan memilih produk untuk cantik-mu yaa, jangan asal membeli karena klaim yang setinggi langit, mari CEK sebelum KEGOCEK.
(NR– dari berbagai sumber)
Info Berita Aktual | BBPOM di Semarang