Ketika kita menikmati hidangan lezat, sering kali kita tidak menyadari bahwa dibalik kelezatan tersebut terdapat bahaya yang mungkin mengintai. Penyediaan dan kebutuhan akan bahan tambahan pangan adalah bagian tak terhindarkan dalam dunia kuliner. Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan bahan tambahan yang tidak semestinya dapat mengancam kesehatan kita. Beberapa di antaranya bahkan dilarang penggunaannya.

 

Bahan Tambahan Pangan yang Dilarang: Sebuah Ancaman Tersembunyi

Bahan tambahan pangan memegang peran penting dalam meningkatkan karakteristik makanan yang kita nikmati. Namun, dalam beberapa kasus, pelaku usaha makanan mengabaikan etika dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti pewarna tekstil dan formalin dalam produk makanan. Hal ini dilakukan demi keuntungan ekonomis dan kemudahan dalam pengolahan, meskipun bahayanya mungkin tidak langsung terlihat seperti bahaya bakteri. Dalam jangka panjang, konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan berbahaya bisa berakibat fatal bagi kesehatan kita.

 

Peran Pemerintah dalam Menjaga Keamanan Pangan

Untuk mencegah penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya, pemerintah memiliki peran penting. Di Indonesia, Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengatur masalah ini. Pasal 10 dari undang-undang tersebut menyatakan larangan bagi produsen makanan untuk menggunakan bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan daftar bahan tambahan pangan yang dilarang atau dibatasi penggunaannya. Di antara bahan-bahan tersebut adalah asam borat, formalin, dan beberapa lainnya.

 

Mengungkap Bahan Tambahan yang Berbahaya

Ketika kita berbicara tentang bahan tambahan pangan yang dilarang, kita perlu memahami seberapa berbahayanya mereka bagi kesehatan kita. Berikut adalah ikhtisar singkat mengenai beberapa dari bahan-bahan ini:

  • Asam Borat (Boraks): Biasanya digunakan untuk berbagai tujuan industri seperti pembuatan gelas, anti jamur, dan pembasmi serangga. Penggunaan boraks pada makanan umumnya dilakukan untuk pengawetan, pengentalan, dan pengerasan. Namun, boraks beracun bagi tubuh dan bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ seperti ginjal, hati, dan sistem saraf.
  • Dietilpirokarbonat: Digunakan sebagai pengawet dalam beberapa produk pangan, namun diketahui memiliki potensi karsinogenik.
  • Formalin: Biasanya digunakan sebagai bahan pembunuh kuman dan pengawet dalam berbagai produk, termasuk makanan seperti ikan segar. Formalin dapat menyebabkan efek akut seperti iritasi dan efek kronis yang serius seperti gangguan sistem saraf dan potensi karsinogenik.
  • Zat Warna yang Dilarang: Sejumlah zat warna telah dilarang penggunaannya dalam makanan dan minuman karena potensi karsinogeniknya. Contohnya, Auramine, Butter Yellow, Black 7984, dan lainnya.
  •  

Tantangan dalam Menjaga Keamanan Pangan

Meskipun penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya dilarang, masih ada risiko penggunaan yang salah. Faktor seperti ketersediaan, harga yang terjangkau, tampilan fisik yang menarik, dan dampak yang tidak langsung dapat mendorong penggunaan yang salah. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen tentang bahan tambahan pangan sangat penting.

Sebagai konsumen, kita memiliki hak untuk mengetahui apa yang kita makan dan minum. Ini adalah langkah awal untuk memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi aman. Pengetahuan tentang bahan tambahan pangan dan perhatian terhadap label makanan adalah cara kita untuk melindungi kesehatan kita dan memastikan bahwa kita hanya mengonsumsi makanan yang benar-benar aman.

 

Kesimpulan: Keamanan Pangan adalah Prioritas Utama

Kesehatan kita adalah aset yang tak ternilai harganya. Dengan memahami bahan tambahan pangan, risiko yang terkait dengan penggunaan yang salah, dan hak konsumen untuk makanan yang aman, kita dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan pangan. Ingatlah bahwa kita memiliki hak untuk memilih makanan yang sehat dan aman bagi diri kita sendiri dan keluarga kita. Keamanan pangan adalah prioritas utama, dan pengetahuan adalah senjata terbaik kita dalam melindungi diri dari bahaya yang mungkin tersembunyi dalam hidangan yang kita nikmati.

salah dalam produk makanan. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen tentang bahan tambahan pangan sangat penting.

Sebagai konsumen, kita berhak untuk mengetahui apa yang kita makan dan minum. Mempelajari tentang bahan tambahan pangan, memeriksa label makanan, dan memilih produk yang telah diuji dan diawasi dengan ketat oleh otoritas terkait adalah langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa kita makan dengan aman.

Kesehatan kita adalah aset berharga. Dengan pengetahuan yang benar tentang bahan tambahan pangan dan dampaknya, kita dapat memilih makanan yang sehat dan aman bagi diri kita sendiri dan keluarga kita. Ingatlah bahwa hak kita sebagai konsumen adalah mendapatkan keamanan dalam setiap suapan dan teguk yang kita nikmati.

sumber : Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan – Direktorat Standardisasi Pangan Olahan (pom.go.id)

The short URL untuk artikel ini adalah: https://tumbas.in/5nob